Jumat, 18 April 2014

Kenapa?

Bahkan sebenarnya kamu adalah gadis yang sangat baik untukku. Aku bingung sendiri jadinya kenapa aku begitu merasakan sebak ketika kita sedang sangat jauh seperti sekarang. Pikiran-pikiran buruk pasti selalu hinggap dan asyik bermain di sana. Aku atau kau yang salah?

Sebelum kita saling mengenal, rasanya aku dalam kehampaan yang cukup besar. Meski saat itu aku telah berpasangan, tapi dia, gadis itu membuatku dalam posisi yang selalu salah. Itulah kenapa aku bosan, kenapa aku benci, dan aku memilih untuk jauh dan jauh darinya. Akhirnya, kau datang. Tapi sebelum itu dia mengucapkan janji seperti kutukan bahwa aku tak akan baik nantinya. Entahlah, tapi aku tak percaya itu. Dan setelah beberapa bulan kemudian kau beritakan semuanya. Shok, jelas. Tapi perasaanku yang mengalahkan semuanya. Saat melihatmu menangis aku ingin sekali menyekanya. Tiba-tiba saja rasa dalam diriku muncul. Rasa apa? Biar kujelaskan, aku merasa ingin menjagamu, melindungimu. Tak mau rasanya kalau kamu tersakiti.

Dan sekarang ini penyakitku. Aku merasa seperti ingin meledak ketika jauh dirimu. Dadaku sangat sesak, dan ingin membenci semuanya yang ada pada diriku. Bahkan yang tak bersalahpun menjadi seperti bersalah. Ini gila!

"Boleh aku bertanya?" Dia mendekat dan matanya sangat polos, bukan! Tapi sangat tulus dan jujur. "Kau tahu semuanya tentang aku. Bahkan sudah aku jelaskan tanpa aku tutup-tutupi. Sekarang, seperti apa perasaanmu padaku?" Air mata keluar dan mengalir di pipinya.

Tentu sebenarnya dia tahu apa yang akan aku katakan. Tanpa aku bilang, sebenarnya aku sangat mencintainya. Begitu cintanya aku sampai aku sangat berani untuk bertekad mau menikahinya meski kondisi ekonomiku sangat kritis. Apa peduliku dan dia? Kami tak tahu apa-apa. Yang kami tahu hanya satu, kalau bersama pasti semuanya akan baik.

Kudekap tubuhnya dan mencoba membuat sangat tenang. Sampai yang kudengar hanya suara kendaraan di luaran sana yang lalu lalang. "Dengar! Kau pasti tahu apa yang aku rasakan. Kau hanya mau mendengar langsung dari mulutku. Ya, aku katakan lagi, aku tak masalah dengan kau di masa lalumu. Sekarang aku cuman mau ada kamu di setiap hari-hariku, karena aku begitu mencintaimu."

Dan kami lelap dalam delapan.

Dan satu, aku akan segera melangsungkan pernikahan. Bulan mei ini. Aku harap kalian dengan tulus ikut mendoakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar